Pendahuluan
Islam adalah sebuah sistem kehidupan yang unik, sistem Ilahi yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. Sebagai realitas sejarah, Islam yang mula pertama diperkenalkan oleh Rasulullah saw. di kota Mekkah dan kemudian mendapatkan basis dukungan yang sangat kuat di kota Yatsrib (Madinah Al Munawwarah) itu telah berhasil tampil sebagai ideologi dan sistem kehidupan baru di dunia, sekaligus menggantikan sistem kehidupan jahiliyyah yang dianut oleh bangsa Arab Jahiliyyah. Juga Islam menggantikan sistem kehidupan yang diadopsi dua negara adidaya waktu itu, Rumawi dan Persia. Dalam perkembangan selanjutnya Islam menjadi sistem kehidupan yang dianut oleh hampir seluruh bangsa di dunia selama berabad-abad. Peradaban Islam maupun iptek yang dikembangkan oleh kaum muslimin menjadi pedoman sebagian besar umat manusia. Bahkan telah mempengaruhi dan mengilhami kebangkitan (renaissance) Eropa, sekalipun mereka tidak memeluk Islam. (Kenapa orang-orang Eropa yang bangkit lantaran keterpengaruhan mereka oleh Islam dan kemajuan kaum muslimin waktu itu tidak mengganti agama mereka dengan masuk Islam? Ini merupakan rahasia Allah SWT yang bisa kita pahami dari firmanNya dalam QS. Yunus 99:“Dan jikalau Rabb-mu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang ada di muka bumi seluruhnya…”).
Sejarah pun mencatat bahwa pertumbuhan dan perkembangan Islam hingga menjadi kekuatan adidaya nomor satu di dunia selama lebih dari 10 abad itu tak lepas dari peranan para pemuda yang ikut berjuang di dalamnya. Di awal pertumbuhan Islam misalnya, para sahabat yang menyertai perjuangan Rasulullas saw. di kota Mekkah mayoritasnya adalah para pemuda, yakni usia mereka rata-rata di bawah 40 tahun. Mereka itu antara lain Abu Bakar r.a. (37 th.), Umar bin al Khaththab r.a. (26 th.), Utsman bin Affan r.a. (20 th.), Bilal bin Rabbah r.a. (30 th.), Abdurrahman bin Auf r.a.(30 th.), Ammar bin Yasir r.a. (30-40 th.), Mush’ab bin Umair r.a.(24 th.), dan Sa’ad bin Abi Waqash r.a.(17 th.). Bahkan ada yang masih muda belia seperti Ali bin Abi Thalib r.a. (8 th.), Zubair bin al Awwam r.a. (8 th.), Thalhah bin Ubaidillah (11 th.), Al Arqam bin Abil Arqam r.a. (12 th.), dan Ibnu Mas’ud r.a. (14 th.). Umar bin Abdul Aziz r.a., seorang khalifah dari Bani Umayyah yang dijuluki khulafaur rasyidin yang kelima, diangkat menjadi khalifah pada tahun 99H dalam usia 36 tahun. Sedangkan Khalifah Harun ar Rasyid r.a. dari Bani Abbasiyyah yang sangat terkenal memimpin umat Islam di zaman keemasan dan puncak kejayaan Islam yang kedua itu menempati jabatan khalifah dalam usia 22 tahun. Beliau memerintah selama 23 tahun dan wafat pada tahun 193H (As Suyuthi, Tariikhul Khulafa. hal 274).
Jadi pemuda sangat berperan dalam perjuangan memajukan Islam. Bahkan di masa-masa keruntuhan Islam, ambruknya kekhilafahan Islam yang berpusat di Turki pada tahun 1924 ternyata juga lantaran kiprah para pemuda yang terpukau oleh revolusi bangsa-bangsa Eropa yang tergabung dalam gerakan Turki Muda yang antara lain dipimpin oleh seorang Yahudi yang pura-pura masuk Islam, Musthafa Kamal (At Taturk).
Kini 73 tahun setelah runtuhnya istem Islam yang memayungi kaum muslimin di seluruh dunia, kebangkitan kaum muslimin untuk merebut kemulian dan kejayaannya kembali telah mulai menampak. Indikasinya adalah kecenderungan mempelajari Islam dan hidup sesuai dengan Islam yang menggejala dan begitu menguat di sekolah-sekolah, perguruan-perguruan tinggi, pabrik-pabrik, maupun prkantoran, baik negeri maupun swasta, yang dalam dekade terakhir dari milenium kedua ini semakin marak. Oleh karena itu, menapaki penghujung abad ini, para pemuda sudah selayaknya mempersiapkan diri dalam rangka memasuki abad 21 sebagai awal milenium ketiga dengan segala tantangannya. Bekal apa yang perlu dimiliki dan strategi apa yang perlu ditetapkan merupakan fokus pembahasan tulisan ini. Dengan satu tekad dan keyakinan bahwa Allah SWT akan senantiasa menolong orang-orang mukmin yang berjuang untuk meninggikan Islam (QS. Ruum 47, QS. Muhammad 7) para pemuda Islam optimis memasuki era milenium ketiga. Satu hal yang membesarkan hati kita: Allah SWT senantiasa mempergilirkan kemenangan di antara umat manusia sebagaimana firmanNya:
“Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia…” (QS. Ali Imran 140).
Kepribadian Pemuda Islam
Bekal yang paling diperlukan dan dapat diandalkan para pemuda Islam dalam menghadapi segala tantangan zaman adalah kepribadian Islam (syakhshiyyah Islamiyyah). Apa itu kepribadian Islam? Syaikh Taqiyuddin an Nabhani dalam kitab As Syakhshiyyah al Islamiyyah Juz I/5 mengatakan bahwa kepribadian (syakhshiyyah) seseorang itu tersusun dari cara berfikir (aqliyyah) orang itu dan cara dia bersikap serta berbuat (nafsiyyah). Sehingga kepribadian Islam (syakhshiyyah Islamiyyah) yang dimiliki seorang muslim berarti cara dia berfikir, bersikap, dan berbuat yang dilakukan sesuai dengan Islam. Untuk itu, pertama kali yang harus dibentuk dalam diri seorang muslim adalah aqidah Islamiyyah yang benar. Lalu aqidah itu ia jadikan sebagai landasan berfikirnya dan sebagai pengarah tingkah lakunya.
Cara berfikir Islami (Aqliyyah Islamiyyah) yang dimiliki seorang muslim akan membuatnya selalu meningkatkan kemampuannya dalam berfikir. Ia akan gemar memikirkan alam semesta yang ada di sekitarnya sehingga dia semakin memahami kebesaran dan kekuasaan Allah SWT, Al Khaliq yang telah menciptakan semua itu termasuk dirinya. Allah SWT telah mendorong hal itu dalam firmanNya:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi , silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah matinya (kering) dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda (kekuasaan dan keesaan Allah) bagi yang memikirkannya” (QS. Al-Baqarah 164).
Dia tidak pernah berkhayal, namun berfikir secara sempurna. Dia berfikir sebagaimana Rasulullah saw. mengajar kaum muslimin berfikir. Tatkala orang-orang Arab berilusi menghubungkan gerhana dengan kematian putranya yang bernama Ibrahim, beliau saw. bersabda:
“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua benda yang merupakan bagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah SWT. Keduanya tak mengalami gerhana lantaran hidup dan matinya seseorang”.
Dia akan banyak membaca dan men-tadabbur-i Al-Qur’an, juga hadits-hadits Rasulullah saw. Dia yakin keduanya merupakan wahyu yang merupakan kekayaan pemikiran yang paling tinggi, yang menjadi petunjuk hidup dan pemecah problematika kehidupan. Allah SWT. berfirman:
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman” (QS. Yunus: 57)
Dia akan banyak berguru kepada orang-orang alim menuntut ilmu-ilmu keislaman (tsaqafah Islamiyyah). Dengan pengetahuan keislaman (pemikiran dan hukum-hukum Islam) ia menatap dunia dengan penuh optimisme. Ia yakin bahwa dirinya telah berbekal dengan pengetahuan yang tinggi dan unggul. Rasulullah saw. bersabda:
“Islam itu tinggi dan tak ada yang lebih tinggi daripadanya”.
Penguasaan cara berfikir Islami (Aqliyyah Islamiyyah) yang tinggi sangat mendukung pembinaan cara bersikap dan mengatur tingkah laku (nafsiyah Islamiyyah) seorang muslim. Meski berilmu tinggi dia tetap bersikap tawadlu’ dan tidak menyombongkan diri. Dia tidak merasa rendah diri sekaligus tidak merendahkan manusia. Dia sadar betul bahwa demikianlah sifat-sifat yang mesti dia memiliki sebagai hamba Allah, ‘ibaadurrahman. Allah SWT. berfirman:
“Dan hamba-hamba Allah yang Maha Penyayang (‘ibaadurrahman) ia (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik” (QS. Al-Furqan 63).
Sebagai hamba Allah, dia senantiasa mendekatkan diri kepada-Nya dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Dia bersusah payah dengan gemar bertahajjud di malam hari yang sunyi sepi. Dia ingin termasuk dalam orang-orang yang disebut Allah:
“Dan orang-orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk rabb mereka” (QS. Al Furqan 64)
“Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam, dan di akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah)” (QS. Adz-Dzariyat 17-18).
Dengan kedekatannya kepada Allah ia berjalan dan bertaubat di muka bumi dengan penuh percaya diri dan yakin bahwa Allah akan senantiasa membimbing dan melindungi jalannya. Allah SWT. berfirman:
“Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat” (QS. Fushilat 31).
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati” (QS. Yunus 62).
Dengan bekal kepribadian yang unggul itulah pemuda Islam akan mampu memikul tugas dan tanggung jawab menghadapi segala tantangan kehidupan di abad mendatang.
Tantangan-tantangan Umat Islam di Abad XXI
Menhadapi segala macam tantangan dengan bekal yang baik akan lebih sempurna apabila mengenal dengan baik tantangan-tantangan tersebut. Dalam rangka menghadapi abad XXI yang merupakan suatu awal milenium ke-3, kiranya pemuda Islam dapat mendefinisikan tantangan-tantangan itu (berdasarkan pengalaman di milenium ke-2) sebagai berikut: Tantangan yang bersumber dari musuh-musuh Islam dan kaum muslimin, dalam hal ini bangsa-bangsa kolonialis Barat, ada dua macam; fisik dan non-fisik.
Tantangan fisik meliputi:
1. Konspirasi Bangsa-bangsa Barat yang telah merobohkan payung Islam se dunia, Khilafah Islamiyah (1924), akan terus berusaha memecah belah kaum muslimin dalam berbagai bangsa dan negara (lebih dari 50) negara dan menghalang-halangi upaya persatuan dan penyatuan di bawah payung yang sebenarnya. Apa yang terjadi di Somalia, Yaman, Pakistan, Banglades, serta Afghanistan adalah bukti yang nyata.
2. Persekutuan Barat senantiasa berusaha menghalangi kaum muslimin untuk membangun kekuatannya. Serangan jet-jet Israel atas instalasi nuklir Irak tahun 1979, perang keroyokan AS dan sekutunya serta berbagai embargo yang ditujukan kepada Irak hingga hari ini merupakan salah satu bukti. Alasan mereka menghancurkan Irak, katanya, lantaran Irak membangun reaktor senjata nuklir dan persenjataan lainnya. Namun mereka diam terhadap senjata nuklir Israel. Ketika Pakistan membangun senjata nuklir, Barat ribut. Padahal mereka diam terhadap India (negara tetangga Pakistan yang Hindu) yang terang-terangan mengumumkan diri punya bom nuklir.
3. Barat memerangi umat Islam di segala tempat. Mereka melakukan tindakan kriminal yang sadis terhadap umat Islam di seluruh tempat di muka bumi. Bosnia-Herzegovina, Palestina, Libanon, India, Philipina, Burma dan Chechnya adalah bukti-bukti dan saksi-saksi nyata makar mereka.
4. Dikuasainya tanah Palestina yang diberkati Allah dan di dalamnya terdapat Masjid Al-Aqsha, oleh Yahudi Israel sejak tahun 1948 hingga kini merupakan tantangan yang cukup melelahkan yang nampaknya juga akan terus dihadapi umat ini.
Tantangan Non-Fisik
Tantangan non-fisik yang sebenarnya lebih berbahaya dari ke-empat tantangan di atas, adalah sebagai berikut:
1. Barat menyebarkan ide bahwa Islam tidak mampu memecahkan problem-problem kehidupan, seperti: hubungan Internasional, undang-undang Internasional, badan-badan dunia, strategi industri, eksploitasi barang tambang dan minyak, pemilikan pribadi dan pemilikan umum dan lain-lain.
2. Barat menyebarkan ide pemisahan agama dari kehidupan atau sekularisme (yang muncul akibat kekecewaan masyarakat Barat terhadap gereja Eropa abad pertengahan) melalui agen-agen mereka di negeri-negeri Islam. Islam mereka pisahkan dari urusan-urusan kehidupan seperti pemerintahan, politik, ekonomi dan urusan lainnya.
3. Barat melakukan berbagai rekayasa dan penyesatan informasi kepada umat, seperti menyebarkan gaya hidup Barat yang bejat, yakni pergaulan bebas, seks di luar nikah, homoseks, lesbian, minum alkohol, penggunaan narkotika, dan lain-lain, melalui film, majalah, koran, TV, dan berbagai media lainnya. Yang semuanya kian subur di era perdagangan bebas dan globalisasi. Selain itu Barat menggambarkan Islam dengan wajah buruk dan pers mereka menyebut orang-orang shalih yang ikhlas berjuang menegakkan kalimat Allah di negeri kaum muslimin sendiri sebagai teroris, ekstrimis, dan fundamentalis. Barangkali kita tidak lupa apa yang dikatakan oleh Belanda kepada para pejuang di zaman perang kemerdekaan dulu: Para ekstrimis, ekstrimis!
Sungguh tantangan-tantangan yang akan dihadapi umat Islam abad XXI mendatang yang sebenarnya merupakan kelanjutan abad sebelumnya, adalah tantangan yang barang kali kalau 10 % nya saja dihadapkan kepada umat lain, niscaya mereka binasa. Namun dengan rahman dan rahim Allah, insya Allah, semua tantangan itu akan dapat di atasi kaum muslimin, khususnya para pemudanya yang semakin sadar dan cerdas.
Strategi Pemuda Islam
Jelas apa yang tergambar dalam tantangan-tantangan di atas adalah upaya-upaya kafir Barat, musuh Islam dan kaum muslimin, untuk memadamkan cahaya Islam. Namun setiap pemuda Islam yakin dengan firman Allah SWT.:
“Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut-mulut (ucapan) mereka, dan Allah tidak mengehendaki selain menyempurnakan cahaya (agama)-Nya, walaupun orang-orang kafir tidak menyukai” (QS. At-Taubah 32).
Strategi yang perlu dicanangkan oleh para pemuda muslim adalah sebagai berikut:
1. Membentuk aliansi pemuda Islam Internasional sehingga potensi umat di berbagai negeri muslim dapat dijalin dan disatukan. Dan kesatuan pemuda Islam yang dibangun di atas asas persaudaraan seiman (QS. Al-Hujurat 10) akan lebih efektif dalam mengatasi berbagai permasalahan umat, baik intern maupun ekstern.
2. Bergabung dengan klub-klub dakwah yang berdiri atas dasar perintah Allah (QS. Ali Imran 104) dan berjuang untuk menghidup-hidupkan kembali Islam dalam realitas kehidupan kaum muslimin dan membekali umat Islam dengan pengetahuan tentang mabda’ (aqidah dan hukum-hukum) Islam yang cukup untuk membentengi diri dari berbagai serangan pemikiran dan kebudayaan Barat yang kafir dan keji, bahkan mempersiapkan umat untuk mengemban risalah Islam ke seluruh dunia dengan dakwah dan jihad fi sabilillah.
3. Setiap pemuda Islam selain menguasai ilmu (tsaqafah) Islam, hendaknya mereka memiliki wawasan yang cukup tentang perkembangan sains dan teknologi, serta membekali diri dengan ketrampilan yang mengarah kepada penguasaan teknologi. Sebab strategi pasar bebas AS yang diglobalsasikan ke seluruh dunia, termasuk dunia Islam, pada hakikatnya adalah dominasi dan eksploitasi bangsa-bangsa Barat yang maju atas bangsa-bangsa yang terbelakang dalam bidang sains dan teknologi. Sistem hak paten dan sertifikasi mutu merupakan dua faktor yang menjadi alat bagi mereka untuk memaksakan penggunaan produk teknologi mereka secara dominatif dan eksploitatif.
Penutup
Jelas, milenium ketiga adalah masa-masa yang lebih sulit bagi kaum muslimin. Gejolak moneter dan resesi ekonomi yang mulai terasa dampaknya beberapa bulan terakhir ini telah membayangkan kepada kita masa-masa yang penuh keprihatinan. Hanya dengan pasrah diri (tawakkal) kepada Allah dan kerja keraslah yang bakal memberi harapan kepada pemuda Islam dapat menyelesaikan seluruh tantangan umat yang begitu berat. Allah SWT. berfirman:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum mereka mengubah apa yang ada dalam diri mereka sendiri” (QS. Ar-Ra’du 11).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar